Lukisan sunset

Judul lukisan : sunset di hatimu

Media             : kanvas

Dibuat            : 2018

Bahan             : cat acrilic

Karya              : Finatul UmmuhanikIMG_20180211_173917_507.jpg

Saat kau lihat teduhnya dunia..

Ketika matahari kembali ke peraduannya..

Cinta yang membuatmu takjub..

Engkau pancarkan warna jingga nan indah..

 

senja..

duhai matahari,,

duhai langit..

warnamu jingga yang indah..

membuat mata tak bisa terpejam..

cantik nian dirimu..

suara angin sepoi sepoi..

membuat kalbu ini semakin damai..

lambaian dedaunan yang mulai terlihat gelap..

menandakan kita akan berpisah wahai matahari,,

selamat tinggal siang

selamat datang malam..

58 Langkah Asuhan Persalinan Normal

Untuk melakukan asuhan persalinan normal (APN) dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut:

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik.

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh air matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan (perasat untuk melindungi perineum dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum).

20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan

kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

25. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva

35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.

54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Melengkapi partograf.

Sumber :

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR).

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR).

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002

MANFAAT TANAMAN KAPULAGA

Nama Ilmiah:
Amamum Campactum Soland

Nama Daerah:
Kapolagha, Kapol, Kapulaga, Palago, Pelaga puwar

Nama Asing:
Ronde Kardemon

Kandungan:
Minyak protein, gula, lemak, terbang‑sineol, terpineol dan alfaborneol, beta-kamper dan silikat

Bagian Yang Digunakan:
Seluruh bagian (daun, bunga, buah, dan akar)

Ciri-Ciri:
Tanaman kapulaga ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2-3 m. Daunnya lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Bunganya (simetris dua sisi, berwarna kemerah-merahan dan terbagi menjadi 3 bagian) dapat dibedakan menurut perbedaan jenis varietas setempat. Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum sehingga bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu. Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning kelabu.

Penyakit Yang Bisa Disembuhkan:
Kapulaga bisa digunakan untuk mengatasi Kram / Kejang Perut, Rematik, Demam, Panas, Batuk, Mencegah Mual, Bau Badan, Radang Amandel, Gangguan Haid, Kejang Perut, Obat Kumur, Influenza, Radang Lambung, Sesak Napas, Badan Lemah (Sebagai Tonikum), dll.

CURAHAN HATI

Hidup itu kadang gak adil bagi sebagian orang,,,,

karena apa yang mereka inginkan tidak sesuai yang mereka harapkan,,,

tapi aku berusaha untuk selalu tegar terhadap kenyataan hidup yang aku hadapi. walaupun itu terasa berat untuk dijalani, dalam benakku selalu berkata ” aku harus kuat, aku gak boleh nyerah, aku harus berusaha, aku pasti bisa”.  dengan berpikir demikian semangatku pasti bangkit, n melanjutkan roda kehidupan ini. tapi semuanya itu tak luput dari dukungan orang-orang yang ada disekitarku. karena kasih n cinta mereka, hal yang memberatkan hidupku terasa ringan, n aku merasa bahagia. dan semua yang ku dapat itu adalah pemberian Allah SWT yang tiada ternilai haraganya yang diberikan untukku. ^^

TATKALA CINTA MENYAPA

Cinta tak berwujud,
Namun dia menguasai hidup
Siang menjadi malam,dan malam menjelma kenangan
Tatkala hati tersentuh cinta,
Cinta tidak berwarna, Tetapi dia bernuansa biru di kalbu

Merah merona dibibir yang bergetar oleh hasrat Cinta
Cinta tak beraroma
Namaun dia mewangi bagai sjuta kuntum mawarditaman hati
Semerbak harumnya membuai mimpi-mimpi indah
Disepanjang hari
Memberi semangat jiwa yang tiada lelah mengejarnya

Wahai sang maha pencipta,
Indahnya cinta adalah karunia-Mu
Tatkala dua hati terpaut menjadi satu memuja-Mu
Wahai sang Maha Kuasa
Satukanlah dua hati hamba-hamba-Mu yang dibuai cinta
Ajarilah hamba bahasa cintaMu yang tulus dan kudus
Berilah makna CintaMu yang damai dan penuh kasih
Bersemi disepanjang musim tanpa pupus

Sesungguhnya engkaulah Dewa Cinta
Yang menguasai kerajaan cinta yang abadi
Bawalah hamba kedalam lembah cinta-Mu
Nan indah tiada tara, dan izinkanlah hamba
Memasuki mahligai cinta-Mu
Meneikmati manisnya Anggur Kasih-Mu
sebagai pembasuh jiwa
Berselimut sutra nan lembut,Dalam lindungan kasih
Dan sayang-Mu
Jadikanlah kami pemuja Cinta, yang berjalan diatas
Jalan kasih-Mu

~ JIKA ENGKAU MENCINTAI SESEORANG ~

Jika engkau mencintai seseorang
Maka ingatlah kepada Yang Maha Menciptakan kekasihmu,
Ialah Allah SWt
Jika Engkau mencintai seseorang,
Maka ingatlah kepada Yang Maha menggenggam hati kekasihmu,
Ialah Allah SWT

Jika Engkau mencintai seseorang,
Maka ingatlah Kepada Yang Maha menguasai kekasihmu,
Ialah Allah SWT.
Dan Jika Engaku mencintai seseorang ,
Maka ingatlah kepada Yang Maha menanamkan rasa cinta dalam hatimu itu,
Ialah Allah SWT
Karena jika Engaku mencintai seseorang,
Dan hanya kepada Allah SWT ingatanmu tertuju,
Artinya engkau telah memahami makna cinta dan menjauhi syahwat



SUMBER : Bulan Cahaya

Perasat Ujian Tahap 1 (KDPK)

assalamu’alaikum,,

buat teman2, ni aq da beberapa perasat yang biasanya di lakukan di rumah sakit,. Materi ini aq dapat dari ujian pemantapan yang aq lakukan beberapa waktu lalu. Untuk perasat yang lainnya, masih dalam proses, sementara ini dulu yang bisa saya publishkan.. Selamat membaca, n smoga bermanfaat. Bila ada kekurangan atau kurang jelas atau mungkin tambahan, tolong tulis d koment y,, Makasih..

nilaian UHAP 1

1. Ketrampilan mahasiswa, sesuai prosedur (mahasiswa mampu apa tidak)

2. Responsi  (mahasiswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan)

3. Sikap (percaya diri, tampak mampu, sikap dalam berkomunikasi)

1. PERAWATAN LUKA


  • Persiapan  Alat
  • Persiapan pasien
  • Persiapan dini

1.PERSIAPAN ALAT

  1. Tromol berisi handscon,kapas dan kasa (smwx steril)
  2. Korentang pada tempatnya (untuk mengambil alat2 yg steril)
  3. Bak instrument yg di dalamnya ada 2 pinset, pinset anatomi (untuk ambil kasa) & pinset ciruggi (untuk ambil benang jahitan)
  4. Dua cucing steril (untuk menuang betadin dan alcohol)
  5. Cucing besar tak steril (untuk menuangkan bensin)
  6. Kapas kering tidak steril (digunakan untuk mengambil bensin)
  7. Gunting plester
  8. Plester
  9. Bengkok

10. Handuk kecil

11. Perlak kecil

2.PERSIAPAN PASIEN

  1. Persiapan lingkungan (tutup jendela, beri tirai/ tutup tirai, tutup pintu)
  2. Komunikasi dengan pasien (permisi bu saya ingin melakukan……………. Agar …… dll #memanusiakan manusia#
  3. Atur posisi pasien

3.PERSIAPAN DIRI

  1. Melepaskan perhiasan
  2. Cuci tangan
  3. Mempersiapkan alat
  4. Tiga buah kasa steril, empat buah kapas steril dan handscon dimasukkan k dalam bak instrument dg korentang
  5. Tutup tromol dan bak steril
  6. Tuang betadin dan alcohol pada cucing steril
  7. Memotong plester sesuai kebutuhan
  8. Pasang perlak dibawah pasien (pada bagian tubuh yang luka) *komunikasi dengan pasien*
  9. Dekatkan alat pada pasien

10. Ambil kapas tak steril dan diberi bensin untuk melepas plester dari kulit dan dioleskan pada plester yang menempel pada kulit

11. Buka bak instrument

12. Memakai handscon

13. Buka plester menggunakan pinset anatomi

14. Kasa pada lapisan kedua diberi alcohol dengan memasukkan kapas steril ke dalam alcohol kemudian dioleskan pada kasa tadi, ambil kasa dengan cara mendatar agar luka yang kering tidak ikut terangkat dan buang ke bengkok

15. Kapas steril diberi alcohol dengan menggunakan pinset ditutulkan pada luka dari tepi kea rah dalam, di tekan-tekan agar pus atau darah dapat keluar

16. Ambil kapas steril masukkan ke dalam alcohol dengan membersihkan luka  dari dalam keluar

17. Ambil kasa steril masukkan ke dalam betadin, ambil pinset satu lagi, jepit yang erat, peras, di taruh pada luka.

18. Ambil kasa kedua, lebarkan, ditaruh diatasnya

19. Lepas handscon. Masukkan ke dalam larutan klorin

20. Plester luka dari sisi tepi dulu baru tengah, fiksasi dengan rapat

21. Komunikasi dengan pasien

22. Rapikan alat2 dan rapikan pasien

23. Buang sampahx

(by: Finatul Ummu H)

2. NGT PADA BAYI


1.PERSIAPAN ALAT

  1. Bak instrument berisi handscoon, tongspatel, selang NGT bayi, gunting klem.
  2. Bengkok
  3. Cucing
  4. Gunting plester
  5. Jeli
  6. Spuit besar
  7. Tisu
  8. Kapas alcohol
  9. Stetoskop

2.PERSIAPAN BAYI

  1. Tidurkan bayi di atas bantal
  2. Taruh perlak dibawah bayi
  3. Memasang handuk di dada bayi

PERSIAPAN LINGKUNGAN

  1. Tutup pintu
  2. Tutup tirai

PERSIAPAN DIRI

  1. Memakai celemek
  2. Cuci tangan 7 langkah
  3. Memakai handscoon 1 tangan

TINDAKAN

  1. Ambil jeli sedikit, taruh si tangan yang ada handscoonnya
  2. Ambil selang NGT untuk bayi
  3. Lumuri selang NGT dengan jeli
  4. Angkat kepala bayi dengan tangan, lalu masukkan selang ke dalam melalui hidung
  5. Pengecekan:
    1. Ambil toteskop, ambil spuit, masukkan udara dengan spuit,  sambil didengarkan dengan stetoskop pada lambung, apabila ada bunyi angin berarti selang sudah masuk ke lambung (gastro)
    2. Dengan aspirasi, caranya tarik dengan spuit, apabila keluar cairan lambung, berarti sudah masuk
    3. Selang ditaruh di baskom berisi air, apabila keluar gelembung berarti masuk selang masuk ke paru2, apabila tidak keluar gelembung maka sudah masuk ke lambung
    4. Lepas handscoon
    5. Ambil plester dan gunting plester, lalu lakukan fiksasi  kupu2 pada selang
    6. Buka spuit masukkan nutrisi yang ada di dalam spuit ke selang dan tu2p klem selang
    7. Masukkan air matang dengan dengan spuit (secukupnya), dengan maksud agar tidak ada sumbatan dalam selang, tutup klem selang

10. merapikan pasien

11. merapikan alat

12. cuci tangan

13. lakukan dokumentasi (tanggal pemasangan, identitas pasien, pemberian makanan)

3. MEMANDIKAN ORANG DEWASA


1.PERSIAPAN ALAT

  1. Bak berisi air hangat
  2. Bak berisi air dingin
  3. Sabun mandi
  4. Sikat gigi
  5. Pasta gigi
  6. Sampo
  7. Sisir
  8. 2 Waslap
  9. 2 handuk

10. Bak instrument berisi  handscoon, 5  kapas steril

11. Celemek

12. Baju ganti

13. Gelas

14. bengkok

2.PERSIAPAN PASIEN

3.PERSIAPAN DIRI

NB: **  setelah membersihkan badan, cuci waslap yg kotor pada air dingin, kemudian masukkan ke air hangat, dan gunakan tuk membersihkan pasien lagi.

  1. Anjurkan pasien gosok gigi
  2. Pakai celemek
  3. Cuci tangan 7 langkah
  4. Pasang handuk  di bawah kepala pasien
  5. Pakai handscoon
  6. Pakai waslap
  7. Celupkan waslap pada air hangat, peras airnya
  8. Bersihkan wajah dengan air hangat, pada bagian mata, telinga leher jg dibersihkan
  9. Lepas baju pasien

10. Kemudian pasang handuk di atas dada. Lalu usap dada dari atas ke bawah kemudian sabun dan bilas. Lalu lap dengan dengan handuk

11. Kemudian bersihkan tangan dari bawah ke atas. Lalu lap dengan handuk

12. Kemudian pasien dimiringkan, dan buka celana pasien

13. Pasang handuk di bawah pinggang pasien, lalu lap punggung dari atas ke bawah, kemudian di sabun dan dibilas. Lalu keringkan dengan handuk atas sedangkan bagian pantat dengan handuk bawah

14. Lalu bersihkan paha pasien yang atas

15. Lalu pasien miring ke kanan dan bersihkan paha yang atas kemudian lap

16. Lalu pasien dipasang baju. Dengan cara pasang satu tangan dulu lalu bajunya digulung dibawah punggung pasien

17. Pasang handuk dibawah perut pasien, dan di bawah kaki pasien, lalu bersihkan kaki pasien. Lalu di lap

18. Pakaikan celana pasien

4. PEMERIKSAAN URINE DAN DARAH

Persiapan Alat

Botol bersih / steril

Urine

Formulir

Etiket

Bengkok

Buku ekspedisi

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE DG METODE FEHLING

Tujuan

Untuk menentukan kadar gula dlm urine shg dpt diambil diagnosa

Cara Kerja

Persiapan alat

* handscoon

* celemek

* Fehling A & Fehling B

* Tabung reaksi dlm raknya

* Kertas saring dan corong

* Tabung reaksi

* Spuit 3 cc sebanyak 3 buah

* Lampu spirtus

* Larutan klorin 0,5 %

* korek api

PERSIPAN PASIEN

Px diminta untuk kencing dan urine ditampung

Jelaskan tujuan pemeriksaan

Urine pd tempatnya diberi label

PERSIAPAN PETUGAS

Mencuci tangan dan lap kering

Memakai sarung tangan

PROSEDUR TINDAKAN

Urine terlebih dulu disaring dgn kertas saring menggunakan corong ke dlm tabung reaksi

Dg menggunakan spuit masukkan ke dlm tabung reaksi urine fehling A : fehling B (6:3:3)

Panaskan tabung reaksi yg berisi campuran urine fehling A & fehling B dg menggunakan penjepit di atas lampu spirtus

Pegang miring dan goyangkan agar panas merata & tdk meluap keluar

Setelah mendidih diamkan sebentar dan lihat hasilnya:

hijau  = negatif

kuning = +

oranye = ++

Coklat/merah bata = +++

Tulis Hasilnya

♂       Bersihkan dan rapikan alat

♂        Masukkan sarung tangan ke dlm larutan  clhorin 0.5% dan lepas terbalik

♂        Cuci tangan & dilap kering

PEMERIKSAAN ALBUMIN URINE

Tujuan

Untuk mengetahui kadar protein dlm urine

Persiapan Alat

– Asam asetat 6% & pipet

– Tabung reaksi & raknya

– Penjepit tabung reaksi

– Kertas saring & corong

– Lampu spirtus

– Larutan Clhorin 0,5 %

– Sarung tangan, bengkok

Persiapan Pasien

* Px diminta BAK & urine ditampung

* Jelaskan tujuan pemeriksaan

* Beri etiket pd urine

* Persiapan petugas

* Mencuci tangan

* Memakai sarung tangan

PROSEDUR TINDAKAN

  • Saring urine terlebih dl dgn kertas saring & corong
  • Urine dituangkan ke dlm  2 tabung reaksi masing – masing 5 cc
  • Tabung 1 dipanaskan diatas lampu spirtus dgn posisi miring & digoyangkan sampai mendidih
  • Perhatikan ada kekeruhan atau tidak, bandingkan dgn tabung 2 (tabung pembanding)
  • Kemudian tetesi urine yg sudah dipanaskan dg asam asetat 6% 2-3 tts, lalu panaskan kembali.
  • amati apa ada perubahan :

urine jernih = negatif

– keruh = +

– kekeruhan mdh dilihat & ada endapan             halus = ++

– kekeruhan mdh dilihat & endapan terlihat       lebih jelas = +++

– Urine sangat keruh disertai endapan     menggumpal =     ++++

  • Catat hasilnya & beritahu pada pasien
  • Bersihkan dan rapikan alat
  • Masukkan tangan ke dlm larutan clhorin dan buka sarung tangan secara terbalik.

PEMERIKSAAN HB DARAH DG METODE SAHLI

Persiapan Alat

q   Hemoglobin sahli lengkap

q   HCL 0,1 N & pipet

q   Aquadest

q   Kapas alkohol

q   Lancet

q   Kapas kering

q   Bengkok

q   Sarung tangan

q   Larutan clorin 0,5 %

q  Spuit 5 cc

PERSIAPAN

Persiapan petugas

Cuci tangan dan memakai sarung tangan

Langkah – langkah

  1. Memberitahu px. Tindakan yg akan dilakukan
  2. Memasukkan HCL 0,1N dlm tabung sahli sampai angka 2
  3. Ujung jari dibersihkan dg kapas alkohol biarkan kering
  4. Pegang bagian yg akan ditusuk supaya tdk bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
  5. Tusuk dg memakai lanset steril dg arah tegak lurus
  6. Buang tetes darah pertama dg kapas kering
  7. menekan – nekan jari untuk mendapatkan cukup darah
  8. Hisap 20 mikro liter darah dg pipet sahli bersihkan darah yg menempel pada bagian luar pipet
  9. Masukkan darah tsb dg hati – hati dlm tabung sahli yg sudah berisi HCL 0,1 N
  10. Bilas darah dlm pipet dg menghisap & mengeluarkan beberapa kali
  11. Biarkan 2 menit agar hemoglobin berubah menjadi asam hematin
  12. Encerkan larutan dg aquabidest tetes demi tetes sambil diaduk tiap kali menampahkan aquabidest sampai warna larutan sama dg warna pembanding
  13. Bila sudah catat hasilnya & beritahu pd px.
  14. Bersihkan dan rapikan alat
  15. Masukkan tangan yg memakai sarung tangan ke dlm larutan clorin 0,5% dan lepas dg cara terbalik
  16. Cuci tangan

5. PENCEGAHAN INFEKSI

1.PERSIAPAN ALAT

  1. Korentang dan tempatnya
  2. Kompor
  3. Sarung tangan rumah tangga
  4. Larutan klorin
  5. Tiga duk
  6. Bengkok
  7. Celemek
  8. Dua ember
  9. Tromol berisi handscoon

10. Dua baskom

11. Timbangan gram

12. 2 cucing

13. Sikat

14. Sabun detergen

15. Dandang bersap

16. Kacamata

2.PROSEDUR KERJA

  1. Persiapan diri
  2. Memakai celemek
  3. Mencuci tangan dengan tujuh langkah
  4. Memakai sarung tangan rumah tangga
  5. Membuat larutan klorin (cair=> perbandingan larutan 9:1), taruh pada baskom A
  6. Merendam alat-alat kotor (gunting2, cucing, bak instrument, dll) pada larutan klorin selama 10 menit
  7. Membuat larutan sabun pada baskom B
  8. Memasukkan alat2 tadi ke dalam larutan sabun, sambil disikat sampai bersih (cuci bilas)
  9. Bilas alat2 tadi pada air mengalir

10. Letakkan pada baki

11. Ambil dandang bersap:

  • Bagian bawah diisi alat2 yang terbuat dari besi (gunting2, bak instrument, dll), beri air
  • Bagian tengah diisi alat2 yang terbuat dari kain (duk, kasa, kapas, masker, dll)
  • Bagian atas diisi alat2 yang terbuat dari karet(handscoon, dll), alasi bagian bawah dengan dan setelah itu atasnya juga di tutup duk)

12. Setelah mendidih, mulai dilakukan perhitungan mengukus alat2 selama 20 menit

13. Lepas sarung tangan rumah tangga

14. Ambil sap bagian atas digoyang-goyang , taruh dan alasi dengan panci bersih , diangin2kan selama 4-5 jam/bila ingin segera dipakai, tunggu panasnya hilang dulu. Kemudian masukkan ke dalam tromol dengan korentang

15. Cara sama dg yang diatas, setelah kering masukkan duk, masker dll ke dalam tromol dengan korentang

16. Ambil sap bagian bawah, ambil gunting2, bak instrument dll, keringkan sebentar, lalu masukkan ke dalam bak instrument dengan korentang

17. Rapikan alat

(by: Finatul Ummu H)

6. PEMASANGAN INFUS

n  Persiapan alat

n  Infus set

n  Cairan yg diperlukan

n  Abocath

n  Kasa steril dalam tempat

n  Bethadine

n  Kapas alkohol dalam tempat

n  Plester

n  gunting

n  Tourniquet

n  Kasa gulung

n  Bengkok

n  Tiang infus

n  Perlak kecil dan alas

n  Spalk jika perlu

n  Persiapan pasien

n  Memberitahu tindakan yg akan dilakukan

n  Letak berbaring Px diatur sebaik mungkin

n  Pakaian dibuka pd daerah yg akan dipasang infus

n  Langkah-langkah

n  Mencuci tangan

n  Alat-alat yg sudah disiapkan dibawa ke dekat Px

n  Perlak dan alasnya dipasang di bawah anggota badan yg akan dipasang infus

n  Siapkan infus set, pastikan klem dalam keadaan terkunci, lalu pasang pd botol cairan

n  Botol cairan dipasang pd tiang infus

n  Isi tabung tetesan secukupnya, jangan terlalu penuh

n  Buka klem dan alirkan cairan perlahan sampai  udara tidak ada dalam selang, lalu tutup kembali

n  Lengan Px bagian atas dibendung dg tourniquet

n  Daerah/tempat untuk menusuk vena didesinfeksi, lalu jarum abocath ditusukkan ke vena dg lubang jarum menghadap ke atas

n  Bila berhasil, darah akan keluar, jarum ditarik sedikit lalu abocath dimasukkan hingga penuh

n  Tourniquet dilepas, jarum ditarik, ujung abocath pd tempat tusukan ditekan, lalu sambung selang infus, keluarkan cairan sedikit biar udara diujung selang tidak masuk vena

n  Klem dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan

n  Bila tetesan lancar, viksasi dg plester

n  Tempat tusukan ditutup kasa

n  Tetesan diatur sesuai dg yg ditentukan

n  Anggota yg dipasang infus diatur letaknya agar jarum abocath tidak bergeser, bila perlu pasang spalk (pd anak-anak)

n  Bereskan alat-alat yg telah digunakan

n  Px dirapikan dan posisi diusahakan seenak mungkin

n  Bila pemberian infus selesai, cara melepas infus distop plester dilepas kemudian jarum dicabut, bekas tusukan ditekan dg kapas alkohol, lalu ditutup dg plester

n  Penyelesaian

n  Merapikan alat

n  Merapikan Px

n  Pencatatan dan pelaporan

7. ATURAN DASAR  INJEKSI

  1. Bacalah daftar obat px yg menunjukkan jenis obat & cara pemberiannya.
  2. Ambil spuit & jarum streril ditempatnya dg korentang.
  3. Larutkan lebih dulu obat-obat yg akan dipakai.
  4. Baca kembali daftar obat tsb,ambil obat yg dimaksud,lakukan desinfeksi dg kapas alkohol pd leher botol/ampul sebelum digergaji.Juga pd kare penutup flakon ( botol obat ).
  5. Spuit diisi dg obat sesuai dosis yg ditentukan.Udara dlm spuit dikeluarkan,lalu spuit serta kapas alkohol dimasukkan ke bak spuit yg tersedia & langsung dibawa ke dekat pasien.
  6. Baca kembali daftar pemberian obat & cocokkan dg papan nama/langsung tanyakan namanya pd px yg bersangkutan.
  7. Posisi px diatur sesuai dg cara pemberian suntikan.Selanjutnya permukaan kulit didaerah yg akan disuntik di desinfeksi dg kapas alkohol,lalu obat disuntikkan.
  8. Setelah selesai,jarum dicabut,bekas suntikan didesinfeksi dg kapas alkohol & ditahan sebentar agar darah tidak keluar.
  9. Peralatan dibersihkan,dibereskan & dikembalikan ke tempat semula.

CARA INJEKSI INTRA CUTAN

n  Jarum yg digunakan biasanya no.18,20 / khusus,spuit khusus.

n  Permukaan kulit didesinfeksi,lalu ditegangkan dg tangan kiri.

n  Lubang jarum menghadap ke atas,membuat sudut 15-20 dg permukaan kulit.

n  Obat dimasukkan sampai permukaan kulit mengembung.

n  Setelah obat masuk semua,jarum dicabut dg cepat.Bekas tusukan DILARANG DITEKAN/DIHAPUS.

n  Setelah 5-10 mnt Lihat & catat reaksi yg terjadi pd daerah tusukan,laporkan hasilnya.

Injeksi Sub Cutan / SC

n  Diberikan dengan menusukkan jarum pada area di bawah kulit yaitu pada jaringan konektif/lemak dibawah dermis.

n  Yang lazim dipakai adalah lengan atas bagian luar, paha bagian depan, perut, area skapula, ventrogluteal dan dorsogluteal.

n  Jangan berikan pada area yg nyeri, merah, pruritis/oedema.

n  Berikan suntikan dengan kemiringan 450.

n  Lakukan aspirasi sebelum memasukkan obat, jangan masukkan obat bila aspirasi keluar darah.

CARA INJEKSI SUB CUTAN / SC

  • Permukaan kulit di desinfeksi,lalu diangkat sedikit dg tangan kiri.
  • Jarum ditusukkan dg lubangnya menghadap ke atas & membentuk sudut 45 dg permukaan kulit.
  • Penghisap spuit ditarik sedikit,bila ada darah obat jangan dimasukkan.Bila tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan.
  • Setelah obat masuk semua,jarum dicabut dg cepat.Bekas tusukan jarum ditekan dg kapas alkohol.

Injeksi Intra muskular / IM

  • Memberikan obat melalui suntikan ke dlm jaringan otot.
  • Absorbsi lebih cepat, mencegah mengurangi iritasi obat.
  • Menyebabkan rasa nyeri, luka dikulit dan rasa  takut pasien.
  • Tusukan pada posisi 900.
  • Tempat injeksi:
    • Otot DELTOID/pangkal lengan.
    • Otot QUADRISEP(1/3 tengah paha sebelah luar)
    • Otot GLUTEAL(1/3 bagian dr SIAS=Spina Iliaka Anterior Superior).

CARA INJEKSI INTRA MUSCULAR / IM

v  Tentukan daerah yg akan disuntik,lalu permukaan kulit di daerah tsb di desinfeksi kapas alkohol.

v  Jarum ditusukkan tegak lurus sudut 90 dg permukaan kulit.

v  Penghisap spuit ditarik sedikit,bila ada darah obat jgn dimasukkan.Tapi bila tidak ada darah obat dimasukkan perlahan-lahan.

v  Setelah obat masuk semua,jarum dicabut dg cepat.Bekas tusukan jarum ditekan dg kapas alkohol.

Injeksi Intravena

n  Bereaksi sangat cepat karena langsung masuk pada peredaran darah/vena anggota gerak dan tidak memerlukan absorbsi.

n  Perhatikan tehnik aseptik.

n  Pasang turniket diatas area vena dan pasien disuruh menggenggam erat supaya terjadi distensi vena shg tampak jelas.

n  Posisi tusukan jarum membentuk sudut 450.

n  Lakukan observasi terhadap reaksi obat setelah melakukan injeksi.

n  Tempat yg lazim digunakan :

n  Vena sefalika

n  Vena basilika

n  Vena antebrakhial medialis

n  Vena basilika tributaris

n  Vena palmar digitalis

CARA INJEKSI IV

n  Tentukan daerah yg akan disuntik,lalu lakukan pembendungan di bagian atasnya.Selanjutnya permukaan kulit di daerah tsb di desinfeksi dg kapas alkohol & ditegangkan.

n  Pasang pengalas di bagian yg akan di suntik & dekatkan bengkok (nierbeken) ke bagian tubuh yg akan disuntik.

n  Jarum ditusukkan ke dlm pembuluh darah yg di maksud dg lubang jarum menghadap ke atas.

n  Penghisap spuit ditarik sedikit,bila jarum berhasil masuk ke dlm vena,darah akan masuk ke dlm spuit/mengalir sendiri.Tapi bila tidak ada darah yg keluar berarti jarum tidak berhasil & penyuntikan harus dipindahkan ke bagian lain.Setelah berhasil,bukalah segera karet pembendung.

8. NGT PADA ORANG DEWASA

1.PERSIAPAN ALAT

  1. Bak instrument berisi handscoon, tongspatel, selang NGT, gunting klem.
  2. Bengkok
  3. Cucing
  4. Gunting plester
  5. Jeli
  6. Spuit besar
  7. Tisu
  8. Kapas alcohol
  9. Stetoskop

10.  Gelas berisi air matang

2.PERSIAPAN PASIEN

  1. Memberi tahu tindakan yang akan dilakukan
  2. Tidurkan pasien di atas bantal
  3. Mendekatkan alat pada pasien

PERSIAPAN LINGKUNGAN

  1. Tutup pintu
  2. Tutup tirai

PERSIAPAN DIRI

  1. Memakai celemek
  2. Cuci tangan 7 langkah
  3. Mengatur posisi pasien dengan posisi highfowler
  4. Memeriksa lubang hidung
  5. Memasang perlak di bawah kepala pasien
  6. Memasang handuk pada dada pasien
  7. Memakai handscoon
  8. Mengambil selang NGT pada tempatnya
  9. Mengukur selang dengan metode tradisional, metode Hansen

10. Menaruh jeli pada bak instrument/ langsung pada handscoon

11. Melumuri selang dengan jeli

12. Memasukkan selang ke belakang tenggorokan dengan posisi ekstensi (menunduk)

13. Menyuruh pasien menelan selang, dengan cara memberi minum, pasien disuruh posisi normal

14. Untuk melanjutkan selang ke dalam lambung, pasien disuruh posisi flexi (menengadah)

15. Setelah masuk semua, cek dengan tongue spatel dengan cara pasien disuruh membuka mulut, lihat dengan cara menyenterinya

16.  Pengecekan:

  • Memasukkan udara dengan spuit sebanyak 10-20 cc ke dalam lambung, kemudian dengarkan dengan stetoskop pada bagian perut kiri atas
  • Lakukan aspirasi, bila keluar cairan berarti sudah masuk ke dalam lambung, kemudian cairan masukkan ke dalam lambung kebali
  • Dengan memasukkan selang ke dalam air matang, posisi pasien ekspirasi, bila keluar gelembung, berarti selang masuk ke dalam paru-paru, bila tidak ada gelembung berarti sudah masuk lambung

17.  Membuka hanscoon

18.  Fiksasi dengan plester, usahakan tidak terjadi penekanan pada hidung

19.  Rapikan pasien

20. Rapikan alat

21. Evaluasi kondisi pasien secara kontinyu

22.  Cuci tangan

23.  Lakukan pendokumentasian (tanggal dan jam pemasangan, perasat yang digunakan, keadaan pasien)

9.  PEMERIKSAAN FISIK DEWASA

1.PERSIAPAN ALAT

  1. Stetoskop
  2. Tensi darah
  3. Thermometer
  4. Timbangan
  5. Reflek hamer
  6. Pengukur lila
  7. Arloji/ stopwatch
  8. Senter
  9. Tongue spatel

10. Alcohol dan kapas?tissu

11. Air sabun

12. Air DTT

13. Alat ukur tinggi badan

14.

HAL PERTAMA YANG DILIHAT

  1. 1. Kesadaran pasien
  2. 2. Cara berjalan
  3. 3. Jenis kelamin
  4. 4. Raut wajah (biru, pucat, sembab)
  5. 5. Kebersihan pasien
  6. 6. Tingkat sakitnya

LANGKAH 1

  1. 1. Anamnesa
  2. 2. Mengukur berat badan dan tinggi badan
  3. 3. Pemeriksaan fisik
  4. 4. Tanda –tanda vital :

q Tensi (jantung arteri brachialis)

q Suhu (pada ketiak kiri, lalu tangan kiri dilipat ke perut)

q Nafas (Dengan melihat naik turunnya dada 15-20 kali/menit)


q Nadi (normal 60-80 kali/menit)

LANGKAH 2

Head to toot

  1. 1. RAMBUT
  • · (warna, jumlah, kerontokan, kebersihan kulit kepala)
  • · Inspeksi jika untuk menentukan ada benjolan apa tidak dengan palpasi
  1. 2. MATA
  • · Pabrex (cembung atau cekung matanya)
  • · Sclera
  • · Konjungtiva
  • · Reflek pupil
  • · Reflek kornea
  1. 3. HIDUNG
  • · Inspeksi (simetris apa tidak, ada polip apa tidak, kemudian palpasi hidung)
  1. 4. BIBIR
  • · Warna, kelembapan
  • · Gigi dan gusi
  • · Ada gigi palsu apa tidak
  • · Lidah (warna dan kebersihannya)
  • · Tonsil/ tonsisitas (ada infeksi apa tidak)
  1. 5. TELINGA
  • · Warna dan kesimetrisan
  • · Serumen (kebersihan di dalam telinga)
  • · Palpasi (telingan terasa nyeri, sakit atau tidak)
  1. 6. LEHER
  • · Inspeksi apakah ada infeksi pembesaran kelenjar tiroid
  • · Palpasi kelenjar tiroid (pasien disuruh menelan)
  • · Pasien disuruh mengejan untuk mengetahui ada atau tidaknya bendungan pada vena
  1. 7. DADA/PAYUDARA
  • · Inspeksi (simetris apa tidak, kebersihannya, warna kulit dan areola
  • · Palpasi (dari dalam keluar, memutar sampai ketiak)
  • · Perkusi untuk melihat suara normal apa tidak:

a) Sonor-> pada paru2

b) Timpani -> pada abdomen

c) Redup-> pada organ yang tidak ada udaranya

d) Pekak-> pada otot

e) Hipersonor-> pada lambung

  • · Auskultasi

a) Palpasi keseluruhan ak pasien sakit perut, artinya dari luar ketempat yang sakit

b) Khusus untuk pembesaran hati dan ginjal -> dari sias kana ditekan sampai iga kana ada benjolan apa tidak

c) Limfa-> dari sias kanan ke kiri

d) Ginjal -> ditekan dari bawah ke atas

e) Abdomen :

  1. i. Inspeksi (tegang/kembung, ada bekas operasi apa tidak, ada benjolan apa tidak)
  2. ii. Auskultasi
  3. iii. Perkusi
  4. iv. Palpasi
  5. 8. VAGINA
  • · Posisi pasien dorsal recumbent:
  1. i. Buka vulva
  2. ii. Ada cairan atau tidak
  3. iii. Warna
  4. iv. Bau, odem, bersihkan usap 3 kali
  • · Palpasi -> pada kelenjar bartolini dengan 2 jari, dengan menggunakan handscoon, untuk mengetahui pembesaran kelenjar bartolini
  • · Ekstermitas:
  1. i. Palpasi pada tulang kering (kaki)
  2. ii. Kaki semetrik apa tidak
  3. iii. Jari-jari (polidating-> kekebihan jari, sindatif-> kekurangan jari)
  4. iv. Oden atau tidak
  5. v. Ada varises apa tidak (dengan pasien posisi sim)
  6. vi. Periksa anus ada hemoroid apa tidak
  7. vii. Ukur lingkar lengan (lengan bagian kiri)
  8. viii. Lutut ditekuk kemudian pukul dengan reflek hamer
  9. 9. Rapikan pasien

10. Rapikan alat

11. pendokumentasian

10MEMANDIKAN BAYI

  1. 1. PERSIAPAN ALAT
    1. 1. Pantum bayi
    2. 2. Gedong
    3. 3. Sarung tangan bayi
    4. 4. 2 wslap
    5. 5. Popok +baju bayi
    6. 6. Topi bayi
    7. 7. Celemek
    8. 8. 3 cucing, a. berisi kasa steril, b. berisi 4 kapas DTT, c. berisi kasa yg diisi air DTT/ kasa DTT
    9. 9. Bak instrument berisi handscoon

10. Sabun bayi

11. Bedak bayi

12. Tempat pakaian kotor

13. Bak mandi

14. Timbangan bayi

15. 2 handuk

16. Thermometer rectal

17. Cotton bat

18. Bengkok

  1. 19. Sisir

NB: persiapan timbangan di beri alas

2.PERSIAPAN PASIEN

Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada keluarga bayi

3.PERSIAPAN DIRI

1.  Cuci tangan

  1. 2. Memakai celemek
  2. 3. Persiapan tempat ( di tempat datar)
  3. 4. Persiapan air hangat di bak
  4. 5. Membuka 2 handuk
  5. 6. Menyiapkan gedong-popok-baju (beri bedak pada baju bila perlu)
  6. 7. Bayi diambil (cara mengambil bayi adalah tangan kiri menyangga leher dan bahu bayi, tangan kanan memegang kaki, dengan jari tengah diantara kaki kanan dan kiri bayi
  7. 8. Diletakkan di handuk pertama
  8. 9. Membersihakan mata, dengan menggunakan kapas DTT, kepala disanggah, dibersihkan dari pangkal hidung ke samping, satu kali usap, ganti yang sebelah kiri

10. Lihat hidungnya, bersihkan dengan cotton bat , bila ada kotoran

11. Lihat mulutnya, bila ada bekas susu dibersihkan dengan kapas DTT, kapas DTT dipilin dengan jari telunjuk, masukkan ke dalam mulut dan bersihkan mulut

12. Lihat telinganya

13. Membuka popok bayi, bila bayi BAB,bersihkan dengan kasa DTT

14. Ukur suhu pada bagian rectal, bayi dimiringkan, masukkan thermometer rectal sampai batas tembaga ke anus, ditunggu 3-5 menit, lihat hasilnya, dan catat

15. Buka baju bayi, buka juga bungkusan pada tali pusar, bila lengket beri air hangat dulu

16. Melakukan penimbangan, catat hasilnya

17. Pakaian yang kotor di buang pada tempat sampah

18. Ambil waslap, rendam dengan air hangat

19. Kepala diangkat, bersihkan rambut

20. Basahi wajah, leher, ketiak kiri kanan, tangan kiri kanan,  dada, perut, punggung, kaki kanan kiri, alat genitalia

21. Waslap dilepas

22. Keramasi rambut bayi dengan sampo bayi

23. Beri sabun, mulai dari leher, ketiak kiri kanan, tangan kiri kangan, dada, perut, punggung, kaki kanan kiri, alat genitalia

24. Ganti waslap yang bersih

25. Waslap dicelupkan pada air hangat

26. Bersihkan sisa sabun pada tubuh bayi

27. Bayi diangkat,kemudian letakkan ke bak dengan posisi bayi setengah duduk, kemudian dibilas mulai dari kepala, leher, ketiak kiri kanan, tangan kiri kangan, dada, perut, punggung, kaki kanan kiri, alat genitalia

28. Angkat bayi, letakkan pada handuk yang kedua

29. Bayi dikeringkan dengan handuk, mulai dari kepala, leher, ketiak kiri kanan, tangan kiri kangan, dada, perut, punggung, kaki kanan kiri, alat genitalia

30. Bayi diletakkan pada pakaian yang sudah dipersiapkan

31. Ambil kasa steril kering, untuk membungkus tali pusar

32. Beri minyak telon, pada bagian dada,punggung, perut, telapak tangan, telapak kaki

33. Beri bedak, jangan terlalu tebal pada tempat lipatan dan alat genitalia

34. Baju dipakaikan, popok juga, jika ada pasang topi, sarung tangan, beri bedak juga pada wajah, boleh di sisir juga

35. Bayi di bedong (prinsip kepala tertutup)

36. Menilai keadaan bayi (pucat, biru, sehat)

37. Menyerahkan bayi pada keluarga

38. Bereskan peralatan

39. Celemek di lepas

40. Cuci tangan

41. Pendokumentasian ( suhu, berat badan, tanggal jam pemandian, keadaan bayi sebelum dan sesudah dimandikan)

11. MEMBERIKAN HUKNA RENDAH/TINGGI

PERSIAPAN ALAT

  1. 1. Irigator/ selang karet
  2. 2. Canula rectal
  3. 3. Air hangat 40,5 – 43,5 derajat celcius sebanyak 1 liter untuk hukna rendah dan 2 liter hukna tinggi
  4. 4. Tromol berisi handscoon
  5. 5. Tissue
  6. 6. Korentang pada tempatnya
  7. 7. Air untuk cebok
  8. 8. Jeli
  9. 9. Lap

10. Perlak

11. Handuk

12. Celemek

13. Tiang infus

14. Pispot

15. Bengkok

PERSIAPAN PASIEN

  1. 1. Dekatkan alat pada pasien
  2. 2. Tutup jendela, tirai dan pintu
  3. 3. Komunikasi dengan pasien, jelaskan prosedur yang akan dilakukan, lakukan juga inform consent

PERSIAPAN DIRI

( Huknah rendah)

  1. 1. Pasang celemek
  2. 2. Cuci tangan 7 langkah, kemudian lap tangan
  3. 3. Memakai handscoon
  4. 4. Memasang perlak
  5. 5. Mengatur pasien dengan posisi sim kiri
  6. 6. Memasang handuk pada pantat pasien dengan bagian kanan lebih panjang
  7. 7. Lepas celana pasien
  8. 8. Mengukur tinggi irigator (50 cm)
  9. 9. Memasang irrigator pada tiang infuse, air dimasukkan, keluarkan sedikit air, hingga udara dalam selang tidak ada

10. Mendekatkan bengkok ke pasien

11. Memberi jeli pada kanula rekti

12. Masukkan pada anus sampai 7,5 cm

13. Sebelum airnya habis, cabut kanula rekti

14. Kembalikan posisi pasien ke posisi normal

15. Menanyai pasien, apakah sudah ingin BAB

16. Bila pasien ingin BAB, tawarkan mau BAB di pispot atau toilet

17. Angkat bokong pasien, letakkan pispot di bawah anus pasien

18. Bila sudah selesai, ambil tisu, dan ceboki pasien dengan air yang sudah ada, kemudian keringkan dengan handuk

19. Lepaskan handuk, suruh pasien pakai celana

20. Handuk dilipat/ letakkan pada tempat pakaian kotor

21. Rapikan pasien

22. Rapikan alat

23. Lepas handscoon

24. Cuci tangan 7 langkah , keringkan dengan lap

25. Buka celemek

26. Memberi tahu pasien, bahwa prosedur selesai dilakukan

27. Buka tirai, pintu, jendela

28. Pendokumentasian

  • · (identitas pasien,
  • · tanggal jam waktu pemasangan,
  • · keadaan pasien sebelum dan sesudah pemasangan,
  • · tindakan,
  • · jumlah,
  • · warna
  • · dan bentuk(konsistensi->cair/ lunak/padat),
  • · nama petugas, TT

by : FINATUL UMMU H (FINNA)

1B

STIKES ICME JOMBANG

email : finae_haney@yahoo.com

SUNAN KALIJAGA

Sunan Kalijaga adalah seorang Sunan yang sangat terkenal. Ia adalah salah seorang Sunan yahng murni berdarah Jawa.bapaknya bernama Aria Teja. Perdana Menteri pada masa Bre Kertabumi Brawijaya V, yang juga menjabat sebagai Adipati Tuban dengan gelar Ki Tumenggung Wilwatikta.

Masa mudanya dilalui dengan tindakan yang nakal. Ia lari dari istana, masuk hutan-hutan singit, naik gunung-gunung angker, mencari kesaktian. Pekerjaannya membegal dan menyamun.

Dari istana ia menyandang Raden Seca. Terkenallah ia sebagai jago berkelahi yang tidak pernah kalah. Maka julukannya adalah Lokajaya.

Ketika masuk islam ia diberi nama Raden Said oleh Sunan Bonang, dan kemudian mendapat julukan atau gelar Sunan Kalijaga.

Sebagai penyeru agama, Sunan Kalijaga termasyhur kemana-mana. Ia seorang mubaligh keliling, yang daerah dakwahnya sangat luas. Makannya ia juga disebut sebagai Syaikh Malaya. Pengikutnya tidak terbatas pada satu golongan saja. Banyak bangsawan serta kaum cendekiawan yang tertarik pada tablighnya. Karena dalam berdakwah ia sangat pandai menyesuaikan diri dengan keadaan. Ia adalah pujangga yang banyak mengarang cerita carangan dalam seni wayang. Ia berusaha mengawinkan adat istiadat Jawa dengan kebudayaan islam dan menjadikannyan sebagai media untuk menyebarkan syiar  islam.

Guna menarik banyak simpatisan, Sunan Kalijaga memesan seperangkat gamelan sekaten isyarat dari kata syahadatain. Gamelan ini berjumlah sepasang. Kanjeng Kiyai Nagawilaga  dan Kanjeng Kiyai Guntur Madu hingga saat ini disebut Nyai sekati dan Kiyai sekati. Gamelan ini dibunyikan pada hari-hari tertentu, misalnya malam jum’at dan hari-hari besar Islam terutama dalam bulan Maulud. Fungsinya yang paling utma adalah untuk mengumpulkan masyarakat.

Dalam seni busana, Sunan Kalijaga pula pula yang menciptakan pakaian Jawa model “taqwa”, yang kemudian disempurnakan sebagai blangkon, nyamping, serta kerisnya oleh Sultan Agung dan Sultan Hamengkubuwono 1.

Sunan Kalijaga adalah contoh seorang pejuang yang tidak pernah puas dengan ilmu yang dimilikinya. Sesudah tamat belajar pada Sunan Bonang, ia mengembara ke Palembang, berguru pada Syaikh Sutabaris.

Menurut aturan Sunan Kalijaga, semua dalang dan para penabuh gamelan, sebelum memulai tugasnya, harus mengambil air wudhu dulu, mereka harus senantiasa suci dari hadas selama pertunjukan berlangsung. Karena tugas ini adalah kewajiban suci menyiarkan agama.

Begitulah tahun demi tahun Sunan Kalijaga melewati perjalanan hidupnya dengan penuh perjuangan dan tantangan. Ia  adalah orang yang paling berjasa dalam dakwak dengan denagn pendekatan cultural. Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam perkembangan wayang purwa atau wayang akkulit yang bercorak islam seperti saat ini. Sunan Kaligaja mengarang aneka cerita  wayang yang bernafaskan Islam terutama mengenai etika.. Sunan Kalijaga juga berjasa dalam pengembangan seni suara, seni ukur, seni busana, seni pahat, dan kesusastraan.

MARI BELAJAR BERWUDHU…………..

Sebelum kita mempelajari  bagaimana cara berwudhu, kita harus mengetahui dulu, apa definisi wudhu itu?,,,,

Secara garis besar wudhu yaitu mensucikan diri dari segala hadats kecil menurut aturan yang telah ditentukan oleh syari’at islam.

v  Cara berwudhu:

  1. I.            Mula-mula membaca “Bismillahirrahmaanirrahim”
  2. II.            Membasuh kedua tangan.
  3. III.            Berkumur-kumur dan membersihkan gigi tiga kali.
  4. IV.            Membasuh muka hingga rata tiga kali, bagi laki-laki yang berjanggut hendaklah mengusah sela-sela janggutnya. Niat wudhu:

“NAWAITUL WUDHUU-A LIRAF’IL HADATSIL ASGHARI FARDALLILLAHITA’AALAA”.

v  Sunat wudhu:

  1. I.            Membaca basmalah.
  2. II.            Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan.
  3. III.            Berkumur-kumur.
  4. IV.            Membasuh lubang hidung sebelum berniat.
  5. V.            Menyapu seluruh kepala dengan air.
  6. VI.            Menyapu daun telinga luar dan dalam.
  7. VII.            Membasuh kaki hingga mata kaki dan menyela-nyela jari tangan dan kaki.
  8. VIII.            Mendahulukan anggota kanan dari pada yang kiri.
  9. IX.            Meniga kalikan membasuhnya.
  10. X.            Membaca do’a sesudah wudhu.

v  Yang membatalkan wudhu:

  1. I.            Keluar sesuatu dari qubul dan dubur.
  2. II.            Hilang akal/ingatan(mabuk, pingsan, gila)
  3. III.            Tersentuh kulit antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya dengan tidak memakai tutup.
  4. IV.            Tidur nyenyak, kecuali tidur sambil duduk dengan tetap kedudukannya.

Huftt… ternyata belajar  wudhu itu gampang-gampang sulit yaa..

Tapi tak apalah..  good luck buat kaum muslim.. ^_^